Ajisakti Gorontalo




Daun  gugur seiring musim berganti
Hari demi hari kurasa pupus 
menanti mimpi di antara gugusan bintang
sesekali aku menoleh ketepian diseberang
 pantai nan indah disana

ingin..... aku mendayung
                  mendayung
           dan mendayung
untuk mencapai tepi itu

tapi  harapku sia-sia dipatahkan oleh
gugusan karang
di ombang ambing oleh ombak 
hingga aku terjatuh.

patah sudah 
dayungku  menjadi dua
dengan serpihan-serpihan 
harapan tak sampai.




Dalam luluh aku tersimpuh
melukis bayangMu pada malam kelam Hitam.
Kumenatap sayu kepada wajahMu
Takut bila fajar tiba, aku tak bisa melukisnya lagi.
Dari dunia semu tinggalkan pilu dan rindu
heningpun menyapa, sejenak terdiam
bertanya dalam jiwa
apa kah aku patut menaruh angan
memeluk Mesra kepada dia yang ada dalam lukisan itu
duduk disinggasana bak raja dan ratu semalam
OH
allahu robbi
kutitipkan cinta ini
kuatkanlah aku dalam kepasrahan
menanti cinta suci dariMu.



Dalam diamqu terbilas pucuk rindu di akhir senja
 kini menanti bibir malam melambaikan sejuta pesona 
Kutitipkan rindu untuk dibawa kemana senja itu akan pergi

berharap dia menepi kepada siapa rindu ini berpijak
awan senja seolah melukis seraut wajah
sebagai isarat kerinduan

kerling bola matahari
melukis dengan pesan mesra
pada malam yang datang
lepas sudah purnama berlalu

langit sebagai saksi bisu
hati selalu mengharap
kita  bersua di akhir senja.
==>> ajis




Dear calon istriku
Apakah kabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur
Karena dapat menatap kembali fananya hidup ini
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?

Wahai calon istriku…
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?

Disini aku di tempa untuk menjadi dewasa,
agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak.
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.

Kadang aku bertanya-tanya,kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku.
Bagian terapuh diriku, namun kini aku tahu jawabannya.

Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya.
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah “memiliki” aku di hatimu..

Calon istriku..

Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi seorang yang tangguh, hingga akupun bangga “memilikimu” kelak

Apa yang kuharapkan darimu adalah keshalihan
Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila ketampanan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang akan kau dapati

Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi suami yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, calon istriku.

Wahai calon istriku..
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang sholehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat

Namun nanti, setelah menjadi suamimu, aku berharap menjadi pendamping yang sholeh agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi pangeranmu, mendampingi dirimu yang sholehah.

Aku ini pencemburu berat.
Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela.
Aku harap begitu pula dirimu.

Aku yakin kaulah yang kubutuhkan,
meski nanti kau bukanlah orang yang kuharapkan..

Calon istriiku yang di rahmati Allah…
Apabila hanya sebuah gubung menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubug derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih..

Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah Ta’ala..

Bunga ini akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.

Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.

Calon istriku…
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Itulah yang kini kuhadapi.
Kelak saat kita tengah besama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.

Bersabarlah Calon istriku..
Do’aku Selalu…
Agar Allah memudahkan jalanku Tuk menjemputmu sebagai pangeranmu…

Semoga Allah Selalu Menjagamu,Agar tak tersentuh yang bukan mahrammu, Meski hanya seujung kuku..
Agar Kau bisa Mempersembahkan dirimu “seutuhnya” untukku..

Seperti hal nya aku, Yang ingin mempersembahkan diriku seutuhnya, “hanya” untukmu..

Sudah dulu ya calon istriku..

Salam Cintaku Untukmu..

Wassalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Namaku Mariani orang-orang biasa memangilku Aryani, ini adalah kisah perjalanan hidupku yang hingga hari ini masih belum lekang dalam benakku, sebuah kisah yang nyaris membuatku menyesal seumur hidup bila aku sendiri saat itu tidak berani mengambil sikap. Yah, sebuah perjalanan kisah yang sungguh aku sendiri takjub dibuatnya, sebab aku sendiri menyangka bahwa didunia ini mungkin tak ada lagi orang seperti dia.

Tahun 2007 Silam, aku dipaksa orang tuaku menikah dengan seorang pria, Kak Arfan namanya, Kak Arfan adalah seorang lelaki yang tinggal sekampung denganku, tapi dia seleting dengan kakakku saat sekolah dulu, usia kami terpaut 4 Tahun, yang aku tahu, bahwa sejak kecilnya Kak Arfan adalah anak yang taat kepada orang tuanya, dan juga Rajin ibadahnya, dan tabiatnya seperti itu terbawa-bawa sampai ia dewasa, aku merasa risih sendiri dengan Kak Arfan apabila berpapasan dijalan, sebab sopan santunya sepertinya terlalu berlebihan pada orang-orang, geli aku menyaksikannya, yah, kampungan banget gelagatnya…, setiap ada acara-acara ramai dikampungpun Kak Arfan tak pernah kelihatan bergabung sama teman-teman seusianya, yaah, pasti kalau dicek kerumahnyapun gak ada, orang tuanya pasti menjawab “Kak Arfan dimesjid nak, menghadiri taklim”, dan memang mudah sekali mencari Kak Arfan, sejak lulus dari Pesantren Al-Khairat Kota Gorontalo, Kak Arfan sering menghabiskan waktunya membantu orang tuanya jualan, kadang terlihat bersama bapaknya dikebun atau disawah, meskipun kadang sebagian teman sebayanya menyayangkan potensi dan kelebihan-kelebihannya yang tidak tersalurkan.

Secara fisik memang Kak Arfan hampir tidak sepadan dengan ukuran ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sebab kadang gadis-gadis kampung suka menggodanya kalau Kak Arfan dalam keadaan rapi menghadiri acara-acara di desa, tapi bagiku sendiri itu adalah hal yang biasa-biasa saja, sebab aku sendiri merasa bahwa sosok Kak Arfan adalah sosok yang tidak istimewa, apa itimewanya menghadiri taklim, kuper dan kampunga banget, kadang hatiku sendiri bertanya, koq bias yah, ada orang yang sekolah dikota namun begitu kembali tak ada sedikitpun ciri-ciri kekotaan melekat pada dirinya, HP gak ada, Selain bantu orang tua, pasti kerjanya ngaji, sholat, taklim dan kembali kekerja lagi, seolah riang lingkup hidupnya hanya monoton pada itu-itu saja, kebiosokop kek, ngumpul bareng teman2 kek stiap malam minggunya dipertigaan kampung yang ramainya luar biasa setiap malam minggu dan malam kamisnya, apalagi setiap malam kamis dan malam minggunya ada acara curhat kisah yang TOP banget disebuah station Radio Swasta digotontalo, kalau tidak salah ingat nama acaranya Suara Hati dan nama penyiarnya juga Satrio Herlambang.

Waktu terus bergulir dan seperti gadis-gadis modern pada umumnya yang tidak lepas dengan kata Pacaran, akupun demikian, aku sendiri memiliki kekasih yang begitu sangat aku cintai, namanya Boby, masa-masa indah kulewati bersama boby, indah kurasakan dunia remajaku saat itu, kedua orang tua boby sangat menyayangi aku dan sepertinya memiliki sinyal-sinyal restunya atas hubungan kami, hingga musibah itu tiba, aku dilamar oleh seorang pria yang sudah sangat aku kenal yah siapa lagi kalau bukan sikuper Kak Arfan lewat pamanku orang tuanya Kak Arfan melamarku untuk anaknya yang kampungan itu, mendengar penuturan mama saat memberitahu padaku tentang lamaran itu, kurasakan dunia ini gelap, kepalaku pening…, aku berteriak sekencang-kencangnya menolak permintaan lamaran itu dengan tegas dan terbelit-belit aku sampaikan langsung pada kedua orang tuaku bahwa aku menolak lamaran keluarganya Kak Arfan, dan dengan terang-terangan pula aku sampaikan pula bahwa aku memiliki kekasih pujaan hatiku, Boby. 


Mendengar semua itu ibuku shock dan jatuh tersungkur kelantai, akupun tak menduga kalau sikapku yang egois itu akan membuat mama shock, baru kutahu bahwa yang menyebabkan mama shok itu karena beliau sudah menerima secara resmi lamaran dari orang tuanya Kak Arfan, hatiku sedih saat itu, kurasakan dunia begitu kelabu, aku seperti menelan buah simalakama, seperti orang yang paranoid, tidak tahu harus ikut kata orang tua atau lari bersama kekasih hatiku boby. Hatiku sedih saat itu..dengan berat hati dan penuh kesedihan aku menerima lamaran Kak Arfan untuk menjadi istrinya dan kujadikan malam terakhir perjumapaanku dengan boby dirumahku meluapkan kesedihanku, meskipun kami saling mencintai tapi mau tidak mau boby harus merelakan aku menikah dengan Kak Arfan karena dia sendiri mengakui bahwa dia belum siap membina rumah tangga saat itu.

Tanggal 11 Agustus 2007 akhirnya pernikahankupun digelar, aku merasa bahwa pernikahan itu begitu menyesakkan dadaku, air mataku tumpah dimalam resepsi pernikahan itu, ditengah senyuman orang-orang yang hadir pada acara itu, mungkin akulah yang paling tersiksa, karena harus melepaskan masa remajaku dan menikah dengan lelaki yang tidak pernah kucintai. Dan yang paling membuatku tak bias menahan air mataku, mantan kekasihku boby hadir juga pada resepsi pernikahan tersebut, Ya Allah mengapa semua ini harus terjadi padaku ya Allah…mengapa aku yang harus jadi korban dari semua ini?

Waktu terus berputar dan malampun semakin merayap, hingga usailah acara resepsi pernikahan kami, satu persatu para undangan pamit pulang hingga sepilah rumah kami, saat masuk kedalam kamar, aku tidak mendapati suamiku Kak Arfan didalamnya, dan sebagai seorang istri yang hanya terpaksa menikah dengannya maka akupun membiarkannya dan langsung membaringkan tubuhku setalah sebelumnya menghapus make-up pengantinku dan melepaskan gaun pengantinku, aku bahkan tak perduli kemana suamiku saat itu, karena rasa capek dan diserang kantuk akupun akhirnya tertidur, tiba-tiba disepertiga malam aku tersentak tak kala melihat ada sosok hitam yang berdiri disamping ranjang tidurku, dadaku berdegup kencang, aku hamper saja berteriak histeris andai saja saat itu atk kudengar serua Takbir terucap dari lirih dari sosok yang berdiri itu, perlahan kuperhatikan dengan seksama, ternyata sosok yang berdiri disampingku itu adalah Kak Arfan suamiku yang sedang sholat tahajud, perlahan aku baringkan tubuhku sambil membalikkan diriku membelakanginya yang saat itu sedang sholat tahajud. 

Ya Allah aku lupa bahwa sekarang aku telah menjadi istrinya Kak Arfan, tapi meskipun demikian aku masih tak bias menerima kehadirannya dalam hidupku, saat itu karena masih dibawah perasan ngantuk, akupun kembali teridur, hingga pukul 04.00 dini hari kudapati suamiku sedang tidur beralaskan sajadah dibawah ranjang pengantin kami, dadaku kembali berdegung kencang kala mendapatinya, aku masih belum percaya kalau aku telah bersuami, tapi ada sebuah Tanya terbetik dalam benakku, mengapa dia tidak tidur diranjang bersamakku, kalaupun dia belum ingin menyentuhku, paling gak dia tidur seranjang dengankum itukan logikanya, ada apa ini ? ujarku perlahan dalam hati. Aku sendiri merasa bahwa mungkin malam itu Kak Arfan kecapekan sama sepertiku sehingga dia tidak mendatangiku dan menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami, tapi apa peduliku dengan itu semua, toh akupun tidak menginginkannya, gumamku dalam hati.

Hari-hari terus berlalu, dan kamipun mejalani aktifitas kami masing-masing, Kak Arfan bekerja mencari rezeki dengan pekerjaannya, dan aku dirumah berusaha semaksimal mungkin untuk memahami bahwa aku telah bersuami, dan memiliki kewajiban melayani suamiku, yah minimal menyediakan makanannya, meskipun kenangan-kenangan bersama boby belum hilang dari benakku, aku bahkan masih merinduinya. Semula kufikir bahwa prilaku Kak Arfan yang tidak pernah menyentuhku dan menunaikan kewajibannya sebagai suami itu hanya terjadi malam pernikahan kami, tapi ternyata yang terjadi hamper setiap malam sejak malam pengantin itu Kak Arfan selalu tidur beralaskan permadani dibawah ranjang atau tidur diatas sofa didalam kamar kami, dia tidak pernah menyentuhku walau hanya menjabat tanganku, jujur segala kebutuhanku selalu dipenuhinya, secara lahir dia selalu mafkahiku, bahkan nafkah lahir yang dia berikan lebih dari apa yang aku butuhan, tapi soal biologis, Kak Arfan tak pernah sama sekali mengungkit-ngukitnya atau menuntutnya dariku, bahkan yang tidak pernah kufahami, pernah secara tidak sengaja kami bertabrakan didepan pintu kamar dan Kak Arfan meminta maaf seolah merasa bersalah karena telah menyetuhku. 

Ada apa dengan Kak Arfan ? apa dia lelaki Normal ? kenapa dia begitu dingin padaku ? apakah aku kurang dimatanya ? atau ? pendengar, jujur merasai semua itu membuat banyak Tanya berkecamuk dalam benakku, ada apa dengan suamiku ? bukankah dia pria yang beragama dan tahu bahwa menafkahi istri itu secara lahir dan bathin adalah kewajibannya…? ada apa dengannya, padahal setiap hari dia mengisi acara2 keagamaan dimesjid, begitu santun pada orang-orang dan begitu patuh kepada kedua orangtuanya, bahkan terhadap akupun hamper semua kewajibannya telah dia tunaikan dengan hikmah, tidak pernah sekalipun dia mengasari aku, berkata-kata keras padaku, bahkan Kak Arfan terlalu lembut bagiku, tapi satu yang belum dia tunaikan yaitu nafkah bathinku, aku sendiri saat mendapat perlakuan darinya setiap hari yang begitu lembutnya mulai menumbuhkan rasa cintaku padanya dan membuatku perlahan-lahan melupakn masa laluku bersama boby. Aku bahkan mulai merindukannya tak kala dia sedang tidak dirumah, aku bahkan selalu berusaha menyenangkan hatinya dengan melakukan apa-apa yang dia anjurkannya lewat ceramah-ceramahnya pada wanita-wanita muslimah, yakni mulai memakai busana muslimah yang syar’i. 

Memang 2 hari setelah pernikahan kami, Kak Arfan memberiku hadiah yang diisi dalam karton besar, semula aku mengira bahwa hadiah itu adalah alat-alat rumah tangga, tapi setelah kubuka, ternyata isinya 5 potong jubah panjang berwarna gelap, 5 buah Jilbab panjang sampai selutut juga berwana gelap, 5 buah kaos kaki tebal panjang berwarnah hitam dan 5 pasang manset berwarna gelap pula, jujur saat membukanya aku sedikit tersinggung, sebab yang ada dalam bayanganku bahwa inilah konsekwensi menikah dengan seorang ustadz, aku mengira bahwa dia akan memaksa aku untuk menggunakannya, ternyata dugaanku salah sama sekali, sebab hadiah itu tidak pernah disentuhnya atau ditanyainya, dan kini aku mulai menggunakannya tanpa paksaan siapapun, kukenakan busana itu agar dia tahu bahwa aku mulai menganggapnya istimewa, bahkan kebiasaannya sebelum tidur dalam mengajipun sudah mulai aku ikuti, kadang ceramah-ceramahnya dimesjid sering aku ikuti dan aku praktekan dirumah, tapi satu yang belum bisa aku mengerti darinya, entah mengapa hingga 6 bulan pernikahan kami dia tidak pernah menyentuhku, setiap masuk kamar pasti sebelum tidur dia selalu mengawali dengan mengaji lalu tidur diatas hamparan permadani dibawah ranjang hingga terjaga lagi disepertiga malam dan melaksanakan sholat tahajud, hingga suatu saat Kak Arfan jatuh sakit, tubuhnya demam dan panasnya sangat tinggi, aku sendiri bingung bagaimana cara menanganinya, seba kak arfan sendiri tidak pernah menyentuhku, aku khawatir dia akan menolakku bila aku menawarkan jasa membantunya, Ya Allah..apa yang harus aku lakukan saat ini, aku ingin sekali meringankan sakitnya, tapi apa yang harus saya lakukan ya Allah..

Malam itu aku tidur dalam kegelisahan, aku tak bias tidur mendengar hembusan nafasnya yang seolah sesak, kudengar kak arfanpun sering mengigau kecil, mungkin karena suhu panasnya yang tinggi sehingga ia selalu mengigau, sementara malam begitu dingin diserta hujan yang sanagt deras dan angin yang bertiup kencang..kasihan kak arfan, pasti dia sangat kedinginan saat ini, perlahan aku bangun dari pembaringan dan menatapnya yang sedang tertidur pulas, kupasangkan selimutnya yang sudah menjulur kekakinya, ingin sekali aku merebahkan diriku disampingnya atau sekedar mengompresnya, tapi aku tak tahu bagaimana harus memulainya, hingga akhirnya aku tak kuasa menahan keinginan hatiku untuk mendekatkan tanganku dedahinya untuk meraba suhu panas tubuhnya, tapi baru beberapa detik tanganku menyentuh kulit dahinya, kak arfan terbangun dan langsung duduk agak menjauh dariku sambil berujar

”Afwan dek, kau belum tidur ? kenapa ada dibawah ? nanti kau kedinginan ? ayo naik lagi keranjangmu dan tidur lagi, nanti besok kau capek dan jatuh sakit?” Pinta kak Arfan padaku, hatiku miris saat mendengar semua itu, dadaku sesak, mengapa kak arfan selalu dingin padaku , apakah dia menganggap aku orang lain, apa dihatinya tak ada cinta sama sekali untukku, tanpa kusadari air mataku menetes sambil menahan isak yang ingin sekali kulapkan dengan teriakan, hingga akhirnya gemuruh dihatiku tak bias kubendung juga 

”Afwan kak, kenapa sikapmu selama ini padaku begitu dingin ? kau bahkan tak pernah mau neyentuhku walaupun hanya sekedar menjabat tanganku ? bukankah akuini istrimu ? bukankah aku telah halal buatmu ? lalu mengapa kau jadikan aku sebagai patung perhiasan kamarmu ? apa artinya diriku bagimu kak ? apa artinya aku bagimu kak ? kalau kau tidak mencintaiku lantas mengapa kau menikahi aku ? mengapa kak ? mengapa ?” Ujarku disela isak tangis yang tak bias kutahan. Tak ada reaksi apapun dari kak arfan menanggapi galaunya hatiku dalam tangis yang tersedu itu, yang Nampak adalah dia memperbaiki posisi duduknya dan melirik jam yang menempel didinding kamar kami, hingga akhirnya dia mendekatiku dan perlahan berujar padaku 

”Dek…jangan kau pernah bertanya pada kk tentang perasaan ini padamu, karena sesungguhnya kakak begitu sangat mencintaimu, tetapi tanyakanlah semua itu pada dirimu sendiri, apa saat ini telah ada cinta dihatimu untuk kakak?, kakak tahu, dan kakak yakin pasti suatu saat kau akan bertanya mengapa sikap kk selama ini begitu dingin padamu, sebelumnya kakak minta maaf bila semuanya baru kk kabarkan padamu malam ini, kau mau tanyakan apa maksud kakak sebenarnya dengan semua ini..?. ujar kak arfan dengan agak sedikit gugup, 

“Iya tolong jelaskan pada saya kak, mengapa kak begitu tega melakukan ini pada saya ? tolong jelaskan kak ?” Ujarku menimpali tuturnya kak Arfan “Hhhhhmmm, Dek kau tahu apa itu pelacur ? dan apa pekerjaan seorang pelacur ? afwan dek dalam pemahaman kakak, seorang pelacur itu adalah seorang wanita penghibur yang kerjanya melayani para lelaki hidung belang untuk mendapatkan materi tanpa peduli apakah dihatinya ada cinta untuk lelaki itu atau tidak, bahkan seorang pelacur terkadang harus meneteskan air mata mana kala dia harus melayani nafsu lelaki yang tidak dicintainya bahkan dia sendiri tidak merasakan kesenangan dari apa yang sedang terjadi saat itu, dank k tidak ingin hal itu terjadi padamu dek,kau istriku dek, betapa bejatnya kakak ketika kakak harus memaksamu melayani kakak dengan paksa saat malam pertama pernikahan kita sedangkan dihatimu tak ada cinta sama sekali buat kk, alangkah berdosanya kk bila pada saat melampiaskan birahi kk padamu malam itu sementara yang ada dalam benakmu bukanlah kk, tetapi ada lelaki lain. 

Kau tahu dek, sehari sebelum pernikahan kita digelar, kakak sempat datang kerumahmu untuk memenuhi undangan bapakmu, tapi begitu kakak berada didepan pintu pagar rumahmu, kaka melihat dengan mata kepala kakak sendiri kesedihanmu yang kau lammpiaskan pada kekasihmu boby, kau ungkapkan pada boby bahwa kau tidak mencintai kk, dan kau ungkapkan pada boby bahwa kau hanya akan mencintainya selamanya, saat itu kk merasa bahwa kk telah mermpas kebahagiaanmu dan kk yakin bahwa kau menerima pinangan kk itu karena terpaksa, kk juga mempelajari sikapmu saat dipelaminan, bahwa begitu sedihnya hatimu saat bersanding dipelaminan bersama kk, lantas haruskah kk egois dengan mengabaikan apa yang kau rasakan saat itu, sementara tanpa memperdulikan perasaanmu kk menunaikan kewajiban kk sebagai suamimu dimalam pertama semenatara kau sendiri akan mematung dengan deraian air mata karena terpaksa melayani kk?,Kau istriku dek, skalilagi kau istriku, kau tahu..kk begtiu sangat mencintaimu dank k akan menunaikan semua itu manakala dihatimu telah ada cinta untuk kk, agar kau tidak merasa diperkosa hak-hakmu, agar kau bias menikmati apa yg kita lakukan bersama, dan Alhamdulillah apabila hari ini kau telah mencintai kk, dan kk juga merasa bersyukur bila kau telah melupakan mantan kekasihmu itu, beberapa hari ini kk perhatikan kau juga telah menggunakan busana muslimah yg syari, pinta kk padamu dek, luruskan niatmu, kalau kemarin kau mengenakan busana itu untuk menyenangkan hati kk semata maka sekarang luruskan niatmu, niatkan semua itu untuk ALLAH TA’ALAA selanjutnya untuk kk..,

Mendengar semua itu aku memeluk suamiku, aku merasa bahwah dia adalah lelaki terbaik yg pernahkujumpai selama hidupku, aku bahkan telah melupakan boby, aku merasa bahwa malam itu aku adalah wanita yg paling bahagia didunia, sebab meskipun dalam keadaan sakit, untuk pertama kalinya kak arfan mendatangiku sebagai seorang suami, hari2 kami lalui dengan bahagia, kak arfan begitu sangat kharismatik, terkadang dia seperti seorang kk buatku, terkadang seperti orang tua, darinya aku banyak belajar banyak hal, perlahan aku mulai meluruskan niatku, dengan menggunakan busana yg syari semata2 karena Allah dan untuk menyenangkan hati suamiku, sebulan setelah malam itu, dalam rahimku telah tumbuh benih2 cinta kami berdua, Alhamdulillah, aku sangat bahagia bersuamikan dia, darinya aku belajar banyak ttg agama, aku menjadi mutarobbinya, hari demi hari kami lalui dengan kebahagiaan, ternyata dia mencintaiku lebih dari apa yang aku bayangkan dan dulu aku hamper saja melakukan tindakan bodoh dengan menolak pinangan dia.

Aku fikir kebahagiaan itu akan berlangsung lama diantara kami, setelah lahir Abdurrahman, hasil cinta kami berdua, diakhir tahun 2008 kak arfan mengalami kecelakaan dan usianya tidak panjang, sebab ka arfan meninggal dunia sehari setelah kecelakaan tersebut, aku sangat kehilangannya, aku seperti kehilangan penopang hidupku, aku kehilangan keksaihku, aku kehilangan murobbiku, aku kehilangan suamiku

Tidak pernah terbayangkan olehku bahwa kebahagiaan bersamanya begitu singkat, yang tidak pernah aku lupakan diakhir kehidupannya kak arfan, dia masih sempat menasehatkan sesuatu padaku “DEK.., PERTEMUAN DAN PERPISAHAN ITU ADALAH FITRAHNYA KEHIDUPAN, KALAU TERNYATA KITA BERPISAH BESOK ATAU LUSA, KAKA K MINTA PADAMU DEK.., JAGA ABDURRAHMAN DENGAN BAIK, JADIKAN DIA SEBAGAI MUJAHID YG SENANTIASA MEMBELA AGAMA, SENANTIASA MENJADI YG TERBAIK UNTUK UMMAT, DIDIK DIA DENGAN BAIK DEK, JANGAN SIA-SIAKAN DIA, SATU PERMINTAAN KK .., KALAU SUATU SAAT ADA SEORANG PRIA YG DATING MELAMARMU, MAKA PILIHLAH PRIA YG TIDAK HANYA MENCINTAIMU, TETAPI JUGA MAU MENERIMA KEHADIRAN ANAK KITA, DAN MAAFKAN KK DEK, BILA SELAMA BERSAMAMU, ADA YG KURANG YG TELAH KK PERBUAT UNTUKMU, SENANTIASALAH BERDOA.., KALAU KITA BERPISAH DIDUNIA INI..INSYA ALLAH KITA AKAN BERJUMPA KEMBALI DIAKHIRAT KELAK.., KALAU ALLAH MENTAKDIRKAN KK YANG PERGI LEBIH DAHULU MENINGGALKAN DIRIMU, INSYA ALLAH KAKAK AKAN SENANTIASA MENANTIMU..”

Demikianlah pesan terakhir kak arfan sebelum keesokan harinya kak arfan meninggalkan dunia ini, hatiku sangat sedih saat itu…, aku merasa sangat kehilangan tetapi aku berusaha mewujudkan harapan terakhirnya, mendidik dan menjaga Abdurrahman dengan baik…

Selamat jalan kak arfan..aku akan selalu mengenangmu dalam setiap doa-doaku, amiin

Wasalam 

NB : KIsah Nyata dari Akhwat di Gorontalo, Sulawesi Utara

Sumber : Suarawahdah.com
Seiring waktu terus berjalan
dan berkurangnya usia
tembang jiwa datang
mengingatkan akan nada kehidupan,
namun seketika itu terang berubah kelabu.
akan Noda kehidupan yang datang membias
dalam asaKu yang terus berlalu hanya penyesalan.
Beribu penyesalan.
ku kan selalu memujamu
walau kutahu siapa dirimu
Dan Kutahu kita tidak lagi bisa sama
Terkadang tersirat teriring rindu
untukMu dan malaikat kecilQu
tak habis ku berhayal , untuk meraih bayangMu dalam Semu
karena rindu yang menghujam.
Tak henti aku akan menulis sajak tentang dirimu.
walau kita tak lagi sama.
Dan sajak untuk malaikat kecilQu yang tak lagi bisa menikmati megahnya Dunia.
Dan mimpiQu tak akan pernah usai menggapai Asa.
memantaskan Diri untuk sebuah pertemuan Abadi diSurganya.





Teruntuk mantan kekasihku yang dulu pernah mengisi hari-hariku :
Kau pernah menjadi bagian yang terindah dalam hidupku
Kau pernah membuat hari-hariku penuh kebahagiaan
Kau pernah membuatku menjadi seseorang yang sangat berarti
Kau pernah memberikan apa yang kuharapkan dari sang kekasih
Tapi kini semua hanya tinggal kenangan manis antara kita berdua
Kini semua hanyalah mimpi yang entah sampai kapan akan berarti
Kini semua hanya angan-angan merenda kasih hidup berdua selama
Karena kini semuanya telah berakhir
Memang di hati ini masih ada rasa untukmu tapi terlalu sakit untuk diingat
Bohong banget jika aku bilang aku bahagia dengan perpisahan ini
Karena sebetulnya bukan mauku kita berpisah tapi memang keadaanlah yang membuat kita berpisah
Sekalipun aku masih ingin terus bersamamu kapanpun
Aku sedih dengan perpisahan ini tapi aku tak menyesali pernah menyayangimu
Aku sedih ketika tangan ini tak lagi digenggamanmu
Tapi aku harus kuat karena memang ternyata ini adalah yang terbaik untuk kita.
Kita berpisah bukan karena kita tak lagi menyayangi tapi memang harus berakhir
Jangan salahkan siapapun, jangan salahkan keadaan
Tapi memang kau bukan untukku dan aku bukan untukmu
Hanya satu yang perlu kamu tahu bahwa kamu masih sangat berarti untukku
Meski kita tak akan bersatu lagi
Terima kasih untuk cintamu
Terima kasih untuk perhatian dan kasih sayangmu
Terima kasih untuk waktumu untukku
Terima kasih telah menjadi bagian tak tergantikan dalam hidupku
Tapi kini kita harus merenda jalan kita sendiri
Jalan kita tak lagi sama, jalan kita tak mungkin menyatu
Biarlah cinta kita ini abadi dalam hati saja
Sampai saatnya kita menemukan yang terbaik untuk kita masing-masing.


Older Posts

LET’S BE FRIENDS

Diberdayakan oleh Blogger.

Archive

  • Juli (5)
  • Februari (2)
  • Maret (7)
  • April (2)
  • Januari (1)
  • April (1)
  • Januari (2)
  • April (2)
  • Mei (2)
  • Juli (1)
  • Oktober (1)
  • September (1)
  • Februari (4)

Labels

Kumpulan puisi (14) LOVE (14) KITA PE LAMU (13) MOMEN (12) Islam (4) KULIAH DAN TEKNOLOGY (4) BERITA KRIMINAL (3) KULINER KHAS GORONTALO (2) HOMOR (1)

  • Popular
  • Recent
  • Comments
    linux
    Tugas Pertama mata kuliah analisis proses bisnis
    Download ISO
    Peduli Situs Jejaring sosial FACEBOOK
    Surat untuk Dia
    Nikmat Kopi ABC Susu
    Keseharian Karimu di Polres Bone Bolango
    Romansa terlarang
    Sajak Suci dalam Kertas Usang.
    noda kehidupan

Followers

Created By SoraTemplates | Distributed by MyBloggerThemes